Mesin diesel dikenal tangguh dan hemat bahan bakar, tetapi gas buang yang dihasilkannya sering kali lebih pekat dan berpotensi mencemari lingkungan dibanding mesin bensin. Karena itulah, regulasi emisi untuk mesin diesel semakin ketat, baik di Indonesia maupun secara global. Untuk memastikan kendaraan diesel memenuhi standar emisi, digunakan perangkat khusus bernama Alat Uji Emisi Mesin Diesel.
Berbeda dengan mesin bensin yang diuji menggunakan gas analyzer untuk mengukur konsentrasi gas (CO, HC, CO₂, O₂, NOx), mesin diesel lebih difokuskan pada kepekatan asap yang diukur dengan opacimeter (smoke meter). Alat ini menilai tingkat opasitas atau kegelapan asap knalpot, yang menjadi indikator utama kualitas pembakaran pada mesin diesel.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa mesin diesel membutuhkan alat uji khusus, serta mengenalkan 5 contoh alat uji emisi mesin diesel yang umum digunakan.
Mengapa Emisi Mesin Diesel Membutuhkan Alat Khusus?
Ada beberapa alasan utama mengapa emisi mesin diesel memerlukan perangkat uji yang berbeda dengan mesin bensin:
- Jenis Gas Buang yang Berbeda
Mesin diesel menghasilkan lebih banyak partikel padat (particulate matter) dan asap hitam dibanding bensin, sehingga pengukuran fokus pada kekeruhan asap. - Kandungan CO dan HC Lebih Rendah
Mesin diesel modern biasanya menghasilkan emisi CO dan HC lebih sedikit, tetapi lebih banyak menghasilkan NOx dan partikulat. - Parameter yang Diukur
Mesin bensin diuji dengan konsentrasi gas (CO, HC, CO₂), sedangkan mesin diesel diuji menggunakan parameter opasitas (% kegelapan asap) atau konsentrasi partikulat. - Standar Emisi yang Berbeda
Di Indonesia, standar ambang batas opasitas asap untuk kendaraan diesel:- Kendaraan ringan: maksimal 50%
- Kendaraan berat: maksimal 40%
Karena perbedaan karakteristik inilah, Alat Uji Emisi Mesin Diesel biasanya berbasis opacimeter, bukan gas analyzer seperti pada bensin.
5 Contoh Alat Uji Emisi Mesin Diesel
1. Opacimeter (Smoke Meter) Portable
Opacimeter portable adalah Alat Uji Emisi Mesin Diesel paling umum digunakan untuk mengukur kepekatan asap mesin diesel. Cara kerjanya dengan memancarkan cahaya melewati sampel asap di dalam tabung, kemudian sensor menghitung seberapa banyak cahaya yang diserap oleh asap tersebut.
- Cara kerja: Mengukur tingkat kekeruhan asap dalam persentase opasitas.
- Kelebihan: Mudah dibawa, cocok untuk bengkel kecil maupun uji lapangan.
- Manfaat: Memberikan hasil cepat untuk memastikan kendaraan sesuai standar emisi.
2. Opacimeter Stasioner
Berbeda dengan versi portable, opacimeter stasioner dipasang permanen di bengkel atau pos uji emisi resmi. Alat ini biasanya dilengkapi komputer dan printer untuk merekam hasil uji.
- Cara kerja: Prinsipnya sama dengan portable, hanya lebih stabil dan dilengkapi kalibrasi otomatis.
- Kelebihan: Akurasi lebih tinggi, dapat digunakan untuk uji emisi massal.
- Manfaat: Cocok untuk bengkel resmi atau lembaga pengujian kendaraan bermotor.
3. Filter Smoke Number Tester (FSN Tester)
Alat Uji Emisi Mesin Diesel ini digunakan untuk mengukur jumlah partikel asap diesel dengan metode filter. Gas buang melewati kertas filter putih, lalu intensitas penghitaman filter dianalisis.
- Cara kerja: Mengukur tingkat kegelapan pada filter akibat deposit partikel asap.
- Kelebihan: Memberikan gambaran detail tentang partikel yang dikeluarkan mesin.
- Manfaat: Umum dipakai dalam riset atau uji laboratorium kendaraan diesel.
4. Hartridge Smoke Meter
Hartridge adalah salah satu merek terkenal dalam industri Alat Uji Emisi Mesin Diesel. Alat ini mengukur kekeruhan asap menggunakan teknologi canggih yang sesuai dengan standar internasional.
- Cara kerja: Menggunakan sensor optik untuk mengukur jumlah cahaya yang diserap asap.
- Kelebihan: Akurat, diakui secara internasional, dan sering dipakai dalam pengujian resmi.
- Manfaat: Ideal untuk bengkel besar, pabrik kendaraan, atau instansi pengawas lingkungan.
5. AVL DiSmoke Opacimeter
AVL adalah perusahaan global yang memproduksi perangkat pengujian emisi. Produk DiSmoke mereka menjadi salah satu standar untuk mengukur emisi kendaraan diesel di banyak negara.
- Cara kerja: Menggunakan metode cahaya dan sensor optik dengan sistem kalibrasi otomatis.
- Kelebihan: Presisi tinggi, data bisa diintegrasikan dengan sistem komputer.
- Manfaat: Digunakan oleh lembaga resmi dan pabrikan otomotif untuk uji sertifikasi.
Panduan Penggunaan Alat Uji Emisi Mesin Diesel
Bagi pemilik bengkel atau teknisi, berikut langkah sederhana dalam menggunakan Alat Uji Emisi Mesin Diesel (contoh dengan opacimeter portable):
- Persiapkan Kendaraan
- Panaskan mesin hingga mencapai suhu kerja.
- Parkir kendaraan di area terbuka.
- Pasang Sensor Opacimeter
- Masukkan probe alat ke ujung knalpot.
- Lakukan Uji Accelerated Free Acceleration Test
- Tekan pedal gas penuh 2–3 kali untuk menghasilkan asap.
- Alat otomatis membaca kepekatan asap yang keluar.
- Baca Hasil Uji
- Bandingkan hasil dengan standar ambang batas (40–50%).
- Jika hasil melebihi standar, lakukan perawatan mesin (misalnya servis injektor, ganti filter udara, atau bersihkan EGR).
Tips Agar Kendaraan Diesel Lulus Uji Emisi
Selain menggunakan alat uji, ada beberapa langkah perawatan sederhana agar kendaraan diesel lebih mudah lulus uji emisi:
- Rutin Ganti Oli Mesin dan Filter Udara
Filter udara kotor dapat meningkatkan asap hitam. - Gunakan Bahan Bakar Berkualitas
Solar berkualitas rendah bisa meningkatkan kandungan sulfur dan partikulat. - Periksa Sistem Injeksi
Nozzle injektor yang bermasalah sering menyebabkan asap hitam pekat. - Rawat Turbocharger
Turbo yang kotor atau rusak bisa menurunkan kualitas pembakaran. - Lakukan Uji Coba Mandiri
Sebelum uji resmi, gunakan alat uji emisi di bengkel kecil untuk memastikan kondisi kendaraan.
Sebagai referensi tambahan, artikel membahas alat uji emisi portable yang bisa digunakan di rumah untuk pengecekan awal kendaraan sebelum mengikuti uji resmi.
Kesimpulan
Alat Uji Emisi Mesin Diesel merupakan perangkat vital untuk memastikan kendaraan diesel mematuhi standar emisi yang berlaku. Berbeda dengan mesin bensin yang diuji menggunakan gas analyzer, mesin diesel diuji dengan fokus pada kekeruhan asap menggunakan opacimeter dan perangkat sejenis.
Dari opacimeter portable hingga AVL DiSmoke yang canggih, setiap jenis alat memiliki kelebihan dan fungsi masing-masing, tergantung kebutuhan pengguna. Dengan pemilihan alat yang tepat, pemilik bengkel maupun individu bisa lebih mudah mendeteksi masalah, melakukan perbaikan, dan memastikan kendaraan diesel mereka lulus uji emisi.
Jadi, jika Anda memiliki kendaraan atau bengkel yang sering menangani mesin diesel, pastikan Anda menggunakan Alat Uji Emisi Mesin Diesel yang sesuai. Dengan begitu, Anda bukan hanya memenuhi regulasi, tetapi juga berkontribusi menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.